Akhir-akhir ini layanan PDAM Tirta Dharma dikeluhkan. Terutama distribusi air yang kerap byarpet. Manajemen PDAM menyebutkan, selain kebocoran pipa, masalah ketidaklancaran pasokan terjadi karena debit air baku berada di zona merah. Sejak tiga bulan terakhir penurunan debit air yang paling parah.
Kondisi itu disebabkan faktor alam. Yakni, musim kemarau yang relatif panjang. Jumlah penurunannya mencapai sekitar 100 liter per detik. Dampaknya PDAM merugi ratusan juta rupiah. Selama kemarau tahun ini kerugian yang PDAM alami sekitar Rp 50–75 juta per bulan.
PDAM mempunyai 21 ribu pelanggan. Mereka tersebar di 10 kecamatan. Sebagian, pasokan di sejumlah wilayah lancar. Tapi, ada juga yang byarpet saat kemarau. ‘Dari pemakaian rata-rata 10 meter kubik per pelanggan per bulan, pemasukan normal sekitar Rp 1,350 miliar.
Selama ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih pelanggan, bergantung pada 18 sumber air baku. Meliputi tiga sumber air baku di Donorojo, Punung (3), Arjosari (1), Pringkuku (2), Sudimoro (1), Ngadirojo (1), Pacitan (3), Tulakan (2), dan Nawangan (2).
Namun demikian, sumber air baku yang biasanya mampu disedot 40 liter per detik, sekarang hanya tinggal 20 liter per detik. Rata-rata debit turun 50 persen. Malah satu sumber air baku di Nawangan, Embung Koang, sudah benar-benar matinya, sekitar 300 pelanggan PDAM cakuan Embung Koang tak terlayani air bersih. Sebagai gantinya,mereka tidak akan dikenai tagihan bulanan. Kondisi itu tentu berpengaruh pada realisasi pendapatan perusahaan. Target pendapatan sekitar Rp 15 miliar per tahun.
Perusahaan Umum Daerah Air Minum ( PERUMDAM ) Pacitan menargetkan pemanfaatan air baku dari Waduk Tukul di Kecamatan Arjosari mulai difungsikan ...
Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pacitan belum mereda. Pada 04 Oktober 2023 kemarin giliran lahan di ...
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Pacitan berubah nama. Badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut kini menjadi&...